Wednesday, November 14, 2012

Asphalt Finishers

Asphalt Finishers
Alat ini berfungsi untuk menghamparkan processed dari maxing plant untuk mendapat lapisan yang merata.

Asphal finishers mempunyai roda kelabang (crawler track) dan roda ban. Untuk menumpang processed material, pada asphal finisherts terdapat pulsa seperti hopper tetapi tidak mempunyai atas sehingga pulsa murah pavements yang dituangkan dari pulsa elektrik langsung ke bawah. Dibahagian belakang terdapat pisau selebar hopper diatur sedemikian rupa sehingga tingginya dari permukaan antara 0-14 cm (belum padat) menurut diinginkan. Pada saat asphal finisher berjalan pulsa murah yang terdapat dalam hopper tertahan dan hanya setinggi pisau saja yang lolos merupakan hasil terakhir dari pekerjaan asphal fisnishers.

Dalam pekerjaan harus pula diperhatikan temperatur terutama sekali pada waktu penggilasan dan pada waktu penghamparan asphal karena dapat berpengaruh pada hasil yang akan dicapai untuk asphal ATB berat jenis bahan 2,27 ton/ m3. Produk asphal finisher mencapai 50 t/jam dengan tebal lapisan 5cm kecepatan 1-1,5 m/menit dengan lambatnya kecepatan diangkut dengan trailer. Ada dua jenis Asphalt finisher yang umum dipakai  pekerjaan struktur jalan raya yaitu :
1.Asphalt finisher menggunakan roda kelabang (crawler track finisher)
2.Asphal finisher yang menggunakan roda ban
3. Tempat dan Wilayah Kerja pulsa Bera

dozer shovel

 DOZER SHOVEL
“Dozer shovel” dapat dikatakan belum lama digunakan pada dunia konstruksi, “bucket” dipergunakan sebagai “attachment” yang lain pada “tractor” menggantikan blade, karena “bulldozer hanya dapat mendorong material dan kelebihan material
tercecer ke pinggir. “Dozer shovel” adalah alat yang digunakan untuk memuat material
ke dalam alat angkut. Untuk menggali, “bucket” harus didorong pada material, jika telah penuh, “tractor” mundur dan “bucket”-nya diangkat ke atas untuk selanjutnya material ditumpahkan di tempat yang dikehendaki.

Ukuran “dozer shovel”
Ukuran dari “bucket” bervariasi antara ¼ cu yd sampai dengan 25 cu yd kapasitas munjung yang terbesar. Yang biasa dipakai dan tersedia banyak adalah “dozer shovel” dengan ukuran “bucket” 5 cu yd.
“Loader bucket” sifatnya lebih permanen dipasang pada “tractor” daripada “blade
bulldozer”, tentu saja dengan memperhatikan perbandingan yang proporsional antara ukuran “bucket” dengan ukuran “tractor”, sehingga pada saat “dozer shovel” bekerja dengan kapasitas penuh pada keadaan ekstrim (suatu posisi dengan posisi “bucket” tertinggi) tidak sampai terjungkal ke depan.
Pembuat biasanya memberikan angka keamanan 2 untuk mengimbangi terjungkalnya “dozer shovel” ke depan, artinya perbandingan berat imbang dengan berat “bucket” pada waktu penuh dalam keadaan ekstrim adalah dua kali.
Untuk memperbesar angka keamanan terhadap tergulingnya “dozer shovel” maka berat “tractor” biasanya diperbesar 40 sampai 60% lebih besar dari kapasitas muatan terguling (tipping load capacity), dengan demikian ukuran “bucket” dan “tractor” harus betul-betul cocok satu sama lain.

Macam-macam “dozer shovel”
Dilihat dari roda penggeraknya ada dua macam “dozer shovel”, yaitu :
a. “Crawler mounted dozer shovel”, penggeraknya roda rantai
b. “Wheel mounted dozer shovel” (wheel loader), penggeraknya roda ban

Cara kerja “dozer shovel” dapat dilihat pada gambar. Jika daerah sekitar material yang digali adalah datar, maka “dozer shovel” dapat bekerja dengan leluasa
dalam posisi yang menyenangkan.

“Dozer shovel” sangat cocok dipakai untuk :
a. Membuat “basement”.
b. Mendorong onggokan material atau tanah kemudian dimuatkan pada “truck”.
c. Pekerjaan penggusuran atau penggalian yang bidang kerjanya satu “level” dengan
“dozer shovel” itu sendiri.
d. Sangat baik dan ekonomis apabila “dozer shovel” ini digunakan untuk pekerjaan pemuatan pada “truck” dengan jarak onggokan dari “truck” tidak lebih dari 15 feet (mempersingkat waktu).
e. Sebaiknya “dozer shovel” jangan melayani pemuatan “truck” dengan melakukan pemutaran lebih dari 90°. Semakin kecil sudut pemutaran, “body” “dozer shovel” akan semakin baik.
“Dozer shovel” (sering disebut LOADER) dalam melakukan pekerjaan gali dan muat keatas truck; maka truck harus satu level dengan “dozer shovel”. Ada beberapa posisi penempatan truck terhadap “dozer shovel” – yang demikian ini disebut “POLA MUAT”. Pola muat untuk A sampai dengan D (adalah pola dimana truck setelah menempatkan diri untuk dimuatia adala berhenti. Pola muat dengan posisi E adalah pola dimana truck bergerak maju mundur untuk dimuati “dozer shovel’